4.21.2012

FF - REMEMBER (my gift from : riwonchan)

cr : riwonchan
NP: castnya bisa anggap readers sendiri atau bisa buat fun aja kok^^



-->
Bunyi suara dering hp Xander berdering dan layarnya menunjukan nama 'Chagia', diapun segera mengangkat teleponnya.
"Yeoboseyo, chagia? waeyo??" jawab Xander ditelepon.
"Ne, Yeoboseyo, ini Alexander?" ternyata suara diseberang sana bukan suara istri tercinta Xander, melainkan suara laki-laki.
"Nu-nuguyoo??" tanya Xander agak kaget karena bukan istrinya yang menelpon.
"Nona Minji, dia kecelakaan.." ucap orang itu, serentak Xander sangat terpukul.
Orang itu memberitahu dimana sekarang Minji berada dan Xander segera meninggalkan pekerjaan dan menunju ketempat itu.

Sesampainya disebuah rumah sakit dimana Minji dibawa pada saat kecelakaan, Xander melihat seorang laki-laki yang sepertinya menunggu. Orang itu ialah yang menelpon Xander tadi...
"Alexander??" dia terbangun ketika melihat Xander yang datang.
"Apa yang terjadi?? Dimana Minji??" Xander nampak panik melirik-lirik kearah pintu ruangan yang orang itu tunggu.
"Tenang dulu, di-dia baru diperiksa oleh doktr sekarang" jelas orang itu.
"Sebelumnya aku ..." lanjutnya dengan terunduk.
"Waeyo??" muka Xander terlihat sangat cemas saat itu.
"Sebenernya siapa kamu?" lanjut Xander menatap tajam orang itu.

"Aku ... Ahn Jaehyo, dan aku adalah orang yang telah menabrak nona Minji" jelasnya sungguh terang-terangan, rasa bersalah terlihat dari sorot matanya.
"Jadi, loe ?!!!" Xander terpancing emosi, dia menarik baju Jaehyo dan siap meninju Jaehyo saat itu juga. Tapi tinjuan Xander tertahan ketika seorang dokter keluar...
"Siapa keluarganya?" tanya dokter.

"Saya keluarganya dok..." Xander melepaskan Jaehyo dan segera menghampiri dokter yang memeriksa Minji itu.
"Jadi begini...." dokter mulai menjelaskan apa yang terjadi dengan keadaan Minji sekarang sementara Jaehyo hanya melihat kearah Xander dengan amat menyesal.

"Nona Minji kemungkinan dia akan menderita anmesia, dia menderita amnesia yang sangat parah karena benturan yang sangat keras kekepalanya dan dipicu oleh stress yang cukup berat, jadi tolong dimaklumi dan dirawat dengan sebaik mungkin...." jelas dokter itu.
"Apa dia bisa ingat lagi, dok?" tanya Xander.
"Kemungkinan ingat 100% itu gak, mungkin dia hanya ingat kembali kemungkinannya 15% itupun saya tidak bisa menentukan dia bisa ingat kapan, berdoalah" dokter itu mengakhiri penjelasannya dan meniggalkan Xander.

"Minji..." Xander masuk keruangan Minji, terlihat kepala Minji dibaluti oleh perban dan duduk didekat Minji.

"Kuarasa benturan itu sangat sakit ya..." Xander mengelus-ngelus kepala Minji dengan lembutnya.

Beberapa waktu berlalu Minji akhirnya sadar dari tidurnya itu...
"Aduhhh, kepalaku sakit bangett" Minji bangun sambil memegangi kepalanya yang masih sakit itu.
"Huh??? Siapa orang ini??" tanya Minji sendiri melihat kearah Xander yang ketiduran disampingnya.
"A-aku dimana nih...." tanyanya melihat sekeliling ruangan  itu. Dia mulai bangun, sementara Xander ternyata tertidur pulas karena menunggu Minji seharian.
Diluar ternyata dia menemukan seseorang yang menunggunya juga, yap... itu Jaehyo.
"Siapa lagi ini??" dia melihat Jaehyo yang sendirian ditengah lorong rumah sakit yang sepi.
"Jangan-jangan dia menunggu seseorang??" Minji celingak-celinguk kenanan dan kekiri tapi memang tak ada orang disana, sangat sepi.


"Sebenernya dimana sih ini? Rumah sakit??" dia berjalan-jalan sendiri dengan pelan.
"Kamu udah sadar" tanya Jaehyo mengagetkan Minji.
"Astaganaga..." Minji kaget menengok kebelakang, sesekali dia melihat kearah yang berbeda kenanan ataupun kekiri.
"Aku bicara denganmu nona..." ucap Jaehyo.
"Aku??" Minji menunjuk dirinya.
"Kau kenal aku??" tanya lagi Minji.

"Sebenernya enggak sih, tapi...."

Mereka saling berbincang-bincang, seperti mereka memang sudah kenal. Walaupun Jaehyo belum mengatakan kalau dialah yang menabraknya dan membuat Minji menjadi lupa semuanya, tapi diapun harus mengatakan itu pelan-pelan.

Xander mulai terbangun dari tidurnya, meraba-raba kasur dan dia gak nemuin Minji.
"Minji??" dia kaget, melihat kasur Minji tidak ada orang.
"Aiishh..." Xander keluar dan mencari Minji lalu menemukannya sedang bersama Jaehyo. Xander menghampiri mereka.
"Huh siapa dia??" tanya Minji ke Jaehyo.
"Aku juga gak tahu, sepertinya dia itu kakakmu??" tebak Jaehyo.
"Sedang apa kamu??" tanya Xander yang menghampiri.
"Hai, kak, aku bersama Jaehyo??" jawab Minji sok akrab dengan Xander.
"Kak??" Xander memasang muka bingungnya.
"Kau itu kakak akukan?? Atau, adikku? kurasa kau lebih tua dariku??" ucap Minji.

Tiba-tiba Xander menarik tangan Minji.
"Sebelumnya maaf karena aku belum mengenalkan diriku tadi" Xander memberikan tangannya ke Jaehyo.
"Aku Alexander, dan aku adalah suami Minji, dan dia sudah resmi menjadi Lee Minji..." tegas Xander menatap Jaehyo tajam.
"Suamii??" Minji dan Jaehyo, keduanya terlihat kaget mendengar pernyataan Xander.
"K-kamu serius??" tanya Minji belum percaya.
"Seriuslah" Xander melihatkan cincin nikah mereka berdua, dan Xander juga memperlihatkan cincin yang ada dijari manis Minji.
"Ya ampun..." Minji terlihat sangat shok.
"Oh jadi kau itu suaminya, mianhae, aku gak bermaksud apa-apa kok" Jaehyo tersenyum ke-keduanya.
"Aku cuman mau kenal untuk meminta maaf kepadanya, itu gppkan??" lanjut Jaehyo.

"Sudahlah jangan basa basi, Minji ayo kita balik..." tarik Xander.

Keesokannya pagi Minji boleh pulang walau dia harus kembali rawat jalan. Dan dia masih belum percaya apa yang terjadi dengannya.
"Akukan baru berumur 19tahun??" ucapnya sesekali melihat Xander yang sedang menyetir itu.
"Itukan keputusanmu untuk nikah muda..." sambung Xander.
"Tapi...kurasa aku ini gila mau menikah muda..." Minji gak menatap Xander, dia pura-pura sibuk dengan melihat jalanan.
"Apalagi dengan orang ini..." ucap Minji pelan memegangi sebelah pipinya.
"Aku dengar loh, kita ini real, kamu perlu bukti apa sih??" tanya Xander gemas.
"Coba tanyakan pada kedua orang tuaku??" ucap Minji.
"Orangtuamu?? hmmmm, besok kita kesana..." ucap Xander.
"Kenapa tidak sekarang??" ucap Minji mencoba membuat Xander lumpuh.
"Oke kita kesana sekarang..." Xander membawa Minji kesuatu tempat...

"Apa maksudmu membawaku ketempat seperti ini???" Minji bingung, dia dibawa ketempat yang sangat sepi didaerah dekat pengunungan.
"Jangan aneh-aneh ya??" Minji panik.
"Sudah ikut" Xander memberikan tangannya tapi Minji mencuekinya.
"Aku bisa sendiri" Minji keluar dari mobil.
Disana ada dua nisan yang berjejer, hanya ada 2 nisan itu disana...

"K-kenapa kita kesini??" tanya Minji melihat kedua nisan itu.
"Sekarang disinilah kedua orangtuamu tinggal..." Xander menarik Minji untuk lebih dekat ke nisan itu.
"Ma, Pa... hari ini aku datang lagi sama Minji, walaupun sekarang dia sedang sakit, Mama dan Papa doakan agar dia cepat sembuh ya" Xander menyelesaikan doanya lalu menutupnya dengan membuat tanda salib dahi, dada, bahu kiri dan kanannya.
"Kedua orangtuaku sudah gak ada??" Minji melihat kearah kedua nisan itu.
"Iya, mereka baru saja meninggal saat seminggu setelah pernikahan kita bukan? Ah, kau tidak ingat..." jelas Xander.
"Lalu orangtuamu??" tanya Minji lagi.
"Orangtuaku, oh mereka sibuk...mungkin kapan-kapan kau hanya bisa bertemu dengan kakakku, Victoria..." jawab Xander.

Tak lama mereka pulang balik, kini mereka pulang kerumah mereka berdua.
"Eee..... Lex?" panggil Minji sangat canggung.
"Kau itu panggil aku Xander, begitu juga dengan teman-temanku, bedanya kau memanggilku dengan nada halus" jelas Xander.
"O-oke..., Xan-der? Jadi begini, kalau benar kamu itu suami aku, bolehkan aku bertanya sedikit kepadamu??" terlihat Minji masih terlihat asing berbicara dengan Xander.

"Banyak juga gpp, setiap hari kamu juga tanya ke aku..." Xander mulai membantu membawakan barang Minji keluar dari mobil.
"Ha? tanya apa??" tanya Minji.
"Xander kamu cinta gak sama aku" Xander berlagak menjadi Minji.
"Terus aku jawab, aku cinta kok sama kamu..." cerita Xander.
"Lalu kamu bilang, aku cinta kamu juga ♥ Terus kita pelukan deh, kalau enggak kamu cipika cipikiin aku..." jelas Xander setengah bercanda membuat Minji jadi gak percaya dengan kata-kata Xander.

"Menjijikan..." Koment Minji lalu masuk kerumah.
"Jadi ini rumah kita??" tanya Minji melihat ruang tamu.
"Iyalah, lihat ini..." Xander mengajak Minji kearah ruang keluarga kecil mereka.
"Lihat, walaupun baru hanya ini yang kita punya..." Xander memperlihatkan beberapa foto yang dipajang disana. Ada foto pas wedding mereka, waktu prawedding dll.
"Cukup-cukup, kurasa aku harus istirahat sekarang, dimana kamarku??" tanya Minji.

"Ayo kita kekamar kita..."

Xander membawa Minji kekamar yang cukup besar disana, dan disana terpampang juga foto mereka berdua.
"Dimana-mana ya??" Minji mulai pusing melihat fotonya sendiri dengan Xander (?)
"Tentulah, inikan rumah kita" ucap Xander.
"Sudah-sudah sana, aku mau istirahat..." usir Minji.
"Apa haknya kau mengusirku??" tanya Xander cembetut.
"Inikan kamarku??" ucap Minji.
"Ini kamarku juga..." jelas Xander.

"Aku gak mau berbagi kamar denganmuu" Minji mulai mendorong-dorong Xander keluar.
"Oke-oke, aku ngalah..." Xander memegangi tangan Minji.
"Tapi ada syaratnya..." Xander mengeluarkan muka usilnya.
"Apaan lagi sih..." Minji mulai sebel.
"Kiss dlu..." ucap Xander dengan manja.
"Aiisshhh, tunggu sampai aku ingat baru aku kasih!" seru Minji.
"Hahaha, iya-iya aku tahuu" Xander akhirnya keluar mengalah dari istrinya itu.

Minji masih belum menyangka kalau dirinya udah nikah muda dengan Xander.

Tapi justru beberapa hari kemudian Minji malah menjadi akrab dengan Jaehyo yang gak disangka dia itu adalah senior dikampus Minji.
"Akukan udah bilang, mending kamu gak usah kuliah-kuliahan deh" Xander yang cemburu menarik Minji yang lagi ngobrol ama Jaehyo didepan kampus.
"Ihhh, apa salahnya sih, dia itukan cuman seniorku" Minji melepaskan tangan Xander.
"Gak usah bawa-bawa kuliahan segala, aku tuh seneng belajar gak kayak kamuu" Minji meninggalkan Xander dan menarik Jaehyo.
"Tapi Minji...." terlihat Xander sngat kesal.

Xander gak bisa apa-apa, dia harus memaklumi karena Minji hanya sembuh fisik sementara fisiknya masih belum sembuh total.
"Ya elah, masalah kayak gitu sih gampangg" ucap Soohyun ketika mendengat surhatan Xander.
"Gampang, ngomong gampang, lakuinnya susah..." ucap Xander.

"Loe udah buat dia jatuh cinta lagi belum??" tanya Kiseop ikut-ikutan.
"Jatuh cinta lagi, jadi loe harus ngulang dari awal..." lanjut Kiseop.
"Iya juga, kenapa gw gak kepikiran??" ucap Xander semangat.
"Tapi, dia sekarang lagi deket ama Jaehyo..." Xander jadi lemes lagi.
"Alah loe, biasanya aja bisa loe ngerayu masa ama istri sendiri gak bisa..." ucap Soohyun.
"Iya sih, menurut loe gimana nih buat dia jadi setidaknya ingat dikit aja tentang gue??" Xander galau XD.
"Gimana kalauu...." Soohyun membisikan idenya.


Malamnya Xander mencoba menelpon Minji yang saat itu belum pulang tapi gak diangkat, ternyata dia lagi jalan ama Jaehyo???
"Sudahlah lebih baik kamu pulang, gak baik istri orang malah jalan ama laki-laki lain" ucap Jaehyo mengelus rambut Minji.
"Iya deh sunbae, tapi buat traktirannya makasih loh" ucap Minji mengancungkan jempolnya.
"Lain kali traktir lagi ya" ucap Minji lagi memainkan alisnya iseng.
"Sipp deh, mau kuantar gak??" tawar Jaehyo.
"Enggak deh aku bisa pulang sendiri kok" Minji tersenyum.
"Tapi jangan deh, gak baik cewek jalan sendiri, :p" Jaehyo mengantarkan Minji pulang kerumah.

"Mau masuk dulu gakk?" tanya Minji diluar rumahnya.
"Ah enggaklah? Udah malam juga kayaknya aku harus balik" tolak halus Jaehyo.
"Ya udah sekali lagi makasih loh, aku kenyang bangett" Minji memegangi perutnya dengan muka begah.
"Dahh" keduanya melambaikan tangan.

Minji masuk, dan Xander udah berdiri didepan pintu.

"Darimana kamu" tanya Xander dengan nada agak cemburu tapi ia tahan.
"Aku abis makan sama Jaehyo sunbae, kenyang bangett" Minji menunjukan muka senangnya.
"Oh jadi udah makan ya?" Xander terlihat kecewa.
"Kulihat kau misscall aku 9 kali ada apa??" Minji mulai jalan kearah dapur untuk mengambil minum.
"Ehh, biar aku saja yang mengambil minum untukmu ya" Xander menghadang Minji.
"Oh baiklah, kau tahu aja kalau aku sedang capek.." Minji duduk disofa.
Xander mengambilkan minum untuk minji dan dia hanya menatapi bangku-bangku dan meja yang sudah diaturnya di belakang rumahnya itu. Tadinya Xander ingin menyiapkan makan malam yang romantis dibelakang rumah mereka tapi sayang mendengar Minji udah makan dia gak jadi buat ngajak Minji makan.

"Ini...." Xander memberikan minum kepada Minji.
"Kau kenapa??" tanya Minji menerima minuman itu lalu meminumnya habis.
"Gpp, hmmmmm" Xander mencoba tetap tersenyum.
"Kurasa sudah malam, lebih baik kamu istirahat" Xander mengelus-ngelus rambut Minji lalu pergi kekamar lain untuk tidur.
"Kenapa dia, rasanya ada yang aneh??" pikir Minji melihat Xander berlalu darinya.
"Ah sudahlah" Minji berniat akan istirahat tapi sebelumnya dia menaruh gelasnya dulu kedapur dan melihat tataan makan malam di belakang rumahnya itu.
Melihat itu semua perasaan Minji jadi sedih.
"Kayaknya aku bukan istri yang baik..." terlihat muka Minji terlihat sangat menyesal.

Setelah menaruh gelas didapur dan mencucinya  lalu dia kekamar Xander tidur saat itu, melihat Xander sudah tertidur. Tampaknya mukanya sangat polos...
Minji menghampiri Xander, dan memang Xander sudah tertidur saat itu.
"Begitu cepatkah kau tidur??" tanya Minji, tapi gak ada jawaban.
Dan tak sengaja Minji melihat tangan Xander yang mengepal itu menggenggam sesuatu.
"Boleh ambil ya Xander, iya boleh ambil aja..." Minji mulai ngomong sendiri lalu mengambil apa yang disembunyikan dibalik tangan Xander itu.
"Apa ini??" Minji melihat sebuah kalung liontin dan didalamnya ternyata ada sebuah foto mereka berdua, nampaknya mereka dulu betul-betul saling mencintai. (?)

"Maafin aku ya...." bisik Minji, matanya mulai berair. Dikecupnya kening Xander lalu dia pergi untuk menyendiri saat itu.

Dibelakang rumah mereka, Minji duduk dikursi yang sudah disediakan Xander saat itu, dia terus menerus mencoba mengingat semuanya, sembari menahan menangis dia mengetok-ngetok kepalanya.
"Babo, babo, baboo, Minji, ingatlah, kau gak boleh mengecewakan dia..." Minji terus mengetok-ngetok kepalanya.
Minji menangis pelan padahal kepalanya sudah sakit karena memaksakan mengingat semua.

Tiba-tiba seseorang menyelimuti tubuh Minji dengan kain.
"Babo sedang apa kamu, disini terlalu dingin, kenapa kamu enggak istirahat?" Xander menatap Minji lalu mengahapus hapus air matanya.
"Xander" Minji mulai cengeng dan memeluk Xander.
"Hey, kau enggak usah minta maaf sudah mengambil kalung itu..." ucap Xander.
"Bu-bukan itu t-tau.." Minji terengah-engah karena menangis.
"Lalu???" tanya Xander pura-pura gak tahu.
"Sudahlah gak usah di-dibahas" Minji melepaskan pelukan itu.
"Dasar cengeng. begitu aja menangis, istri macam apa kau" Xander pencubit hidung Minji.
"Xander mah" Minji mengelus-ngelus hidungnya yang dicubit Xander.
"Sudah-sudah, tidur sana..." xander mulai ingin berlalu lagi.
"XANDERRRRR" seru Minji cukup keras dengan nada yang manja.
"Bukankah aku ini istrimu? Kau itu jutek sekali..." koment Minji dengan muka cembetut.

"Oh ya?? apa buktinya kamu istriku??" Xander mulai ngeselin.
"Xander aku hamil (?)" ucap Minji tiba-tiba.
"Uhuk-uhukk" Xander keselek karena kaget.
"Kamu serius???" tanya Xander memastikan.
"Aku serius..." Minji mengeluarkan muka seriusnya.
"Aku gak merasa buat sama kamu, waktu habis nikah, aku harus pergi ke Jepang selama 2 minggu, lalu gantian kamu berlibur sama teman-temanmu selama seminggu dan sampai kau lupa ingatan aku rasa belum pernah apa-apain kamu??" ingat-ingat Xander.
"Jangan-jangan itu bukan anakku" Xander menatap Minji curiga.
"Jahat, aku bukan wanita sembarangan !!!" Minji memukul-mukul Xander.
"Au au, i-iya ampun buu" ucap Xander.

"Tapii....sebenernya aku bohong doang kok >.
"Kau ini terkadang ya, yang mana sih yang bener, tadi katanya hamil, sekarang bilang bohong" Xander menaikan satu alisnya.
"BELUM XANDERRR" Minji mencubit kedua pipi Xander.
"Fiuh baguslah..." ucap singkat Xander.
"Terus kamu gak mau punya keturunan??" tanya Minji.
"Ha? Ya maulah? Alexander Junior ..hha" Xander mulai bercanda lagi.
"Ya sudah ayo (?)" Minji minta gendong.
"Ayo apa??" Xander pura-pura gak tahu.
"Xander ini lama-lama kugatak juga nih" Minji kesal lalu berlalu dari Xander duluan. Tapi justru Xander mengendong Minji tiba-tiba.
"Mau dimana dikamarku atau dikamarmu??" tanya Xander sembari mengendong Minji.
"Dikamar author-.-" ucap Minji.
"BABO" Minji berhasil mengatak Xander.
"Ya dikamar kitalahhh...." Minji mulai manja.
"Baiklah.... >.

 wkwkwkwkwkw *author digatak Minji dan Xander karena mau ngintipin mereka berdua (?) Ya udah kalau gak mau diliput... *author manyun. *SENSORRRR*
Begitulah akhirnya, walaupun Minji belum bisa mengingat semuanya, tapi Xander tetap mencoba menghibur Minji dan tetap menyayangi Minji. :)

THE END

gomawo for reading, and HAPPY BIRTHDAY MINJI aka CHERRY ♥ BBU.... salam dari author dan Kiseop .hahaha :D
Mian kalau ada kata-kata yang salah dan menyingung... :) and sorry random tag
Yang mau req ff juga bisa tinggal kasih tao aku yah :) hehe..

No comments:

Post a Comment