4.17.2012

Hope Tomorrow is Better than Today #Fanfiction (credit : DJMIKISEOP / riwonchan)

Tittle: Hope Tomorrow is Better than Today
Author: Riwonchan
Cast: U-KISS
EPS: ONE SHOOT
Genre: Random

NP: ff riwonchan is comeback, buat ngisi waktu aja hihihi... selamat membaca^^

-Dongho-
Hari yang cerah pagi ini, aku hanya bisa menatap langit yang biru dari jendela kamarku. Kenapa hari ini aku tidak diajak pergi keluar lagi ??? Rumah yang sepi saat itu membuat aku ingin sekali pergi keluar, aku diam-diam keluar rumah dan berjalan sendirian.
"Dongho-ah?!" aku mendengar suara entah dari mana, mungkinkah itu suara malaikat?
Dan terlihat sosok yang aku kenal...'
"Kiseop Hyung~~" aku mengenalinya, dia adalah Kiseop hyung, hyung yang sangat baik yang tinggal disebelah rumahku.
"Dongho-ah? mau kemana kau??" tanyanya.
"Hyung, hari ini aku mau mencari Hyung Eli" ucapku.
"Eli? Bukannya dia sedang kuliah?? Lebih baik kamu pulang saja denganku" ajaknya.
"Aku tidak mau, aku mau pergi mencari Hyung!!" aku memberontak. Dan akhirnya dia membawaku ketempat Hyung Eli.

Suatu rumah yang sangattttt besar, entah apa itu namanya. Disana banyak orang yang mundar mandir.
"Ini itu tempat kuliahan" jelas Kiseop hyung.
"Kuliah? Apa itu?" tanyaku penasaran.
"Belajar, sama aja kayak sekolah, cuman ini anak-anak dewasa yang bisa masuk?" jelas Kiseop hyung lagi.
"Oh belajar ya" aku berpikir sebentar.
Dari dulu aku tidak bisa sekolah, kenapa? Akukan juga mau belajar, aku ingin punya banyak teman seperti Hyung Eli.

-Eli-
Suasana kelas sedang ramai karena dosenku saat ini tidak masuk kelas, ya ampun sangat membuang-buang waktuku.Aku paling gak suka kalau kelas ribut begini, semua itu idiot!
"Dasar idiot" ucapku pelan lalu kembali fokus membaca buku yang ada diatas mejaku.
Tiba-tiba seorang sepertinya mendengar dan mulai menghampiriku.
"Kau tadi bilang apa??" ucap AJ mulai menatapku dengan tatapan sinis.
"Idiot, idiot~" ucapku lagi tak menatapnya.
"Hey aku bicara sama kau ELISON!!" AJ mulai menarik kerah bajuku.
"Lalu kenapa, sepertinya kamu gak pantas memakai kekerasan disebuah universitas" aku melepaskan genggamannya itu.
"HEY, Elison jangan sok pinter kau" ucap AJ penuh dengan emosi.
"Aku mempunyai IQ diatas rata-rata, jelas saja aku memang pintar" ucapku cuek.

AJ mulai tertawa gak jelas.
"Itu gak lucu AJ" ucapku sedikit bingung.
"Aku tahu aku tahu, tapi sayangnya orang sepinter kamu enggak bisa nularin kepintarannya keadiknya sendiri, apa Dongho itu idiot kan??!!!" dia mulai mengungkit-ungkit adikku.
"Jangan bawa-bawa adikku ya?!" aku terpacing emosi dan membalas mengenggam kerah bajunya.
"Sepertinya kamu gak pantas memakai kekerasan disebuah universitas"ucapnya membalas perkataanku tadi.
"Sudahlah Eli, biarkan dia..." ucap Kevin mulai mencoba memadamkan api kemarahanku. Aku melepaskan genggamanku dan aku kembali duduk kekursiku lagi.

"Hyung ~" tiba-tiba suara seseorang memanggilku dari luar.
"Hyungg dimana kamu??" ucapnya lagi, sepertinya dia mencariku.
Ya ampun itu pasti Dongho, untuk apa dia kesini? Apa dia mau membuat semuanya makin kacau!? Aku ingin bergegas mencari asal suara itu tapi...
"Tunggu sebentar" AJ mulai menghalangiku.
"Sepertinya adik bodohmu itu datang ya??" AJ mulai menyuruh teman-temannya pergi keluar. Mau apa lagi anak ini ??? Arrrghhh.!!

Dan tak lama kemudian datanglah teman-teman AJ dengan membawa Dongho.
"Selamat pagi Dongho, kau mencari hyungmu ya??" AJ mulai sok baik ke Dongho.
"Iya, Hyung kau tahu..." Dongho belum melihatku.
"Hyung, ternyata benar kau disinii" Dongho mulai menghampiriku.
"Sedang apa kau kesini??" tanyaku sangat panik dan sebenarnya sangat malu karena semua murid dikelas melihatku dan Dongho.
"Aku juga ingin belajar hyung" ucapnya polos.
"Sudahlah besok-besok saja sekarang kau pulang ya" ucapku.
"Dan dengan siapa kau kesini?" tanyaku lagi.
"Kiseop hyung~"

Aku segera mencari-cari dimana Kiseop berada sekarang.
"Syukurlah aku bertemu denganmu!!" ucap Kiseop menghampiriku.
"Adikmu dia---"
"Dia bersamaku, dan kenapa kau membawanya kesini????" aku memotong kalimatnya dengan nada agak kesal.
"Aku gak tega melihatnya, Eli" jawabnya.
"Sudahlah lebih baik kau bawa pulang dia lagi..." aku dan Kiseop kembali kekelasku.

-Kevin-
Baru kali ini sih aku melihat adik Eli dengan nyata, dia manis juga walau memang keadaan mentalnya tidak normal.
"Aiiisshh, sudah minggir-minggir, lebih baik kalian beraktifitas normal layaknya anak ini gak ada, nanti kalau ada dosen yang masuk gimana??" pecahku membuat kerumunan anak-anak itu segera bubar.
"Dasar Kevin" beberapa orang kesal tapi tetap membubarkan kerumunan itu dan kembali duduk ditempatnya masing-masing.

Aku mulai menghampiri anak itu yang sudah sendirian.
"Kau Dongho ya?" tanyaku pelan agar dia gak takut denganku.
"Iya, namaku Dongho, kalau hyung" dia memberikan tangannya untukku.
"Hmmmm, Kevin imnida" aku tersenyum dan sesekali bertanya-tanya kepadanya. Sepertinya dia tidak sebodoh yang Eli suka ceritakan padaku, dia tampil dan menjawab layaknya orang normal lainnya hanya saja tingkahnya terlihat seperti anak-anak kecil.
"Setiap hari Hyung memasakan makanan, membelikan aku buah, boneka teddy yang besar" ceritaya.
"Dia sangat baik denganku" lanjutnya lagi.

Padahal aku sangat tahu kalau dari pagi sampai sore Eli hanya sibuk dengan kuliahnya, teman-temannya, bahkan dia sama sekali gak pernah mengungkit-ungkit kondisi adiknya.
"Tapi aku sering banget ditinggal, pernah sesekali dia tidak pulang, hyung Eli sungguh sibuk ya" ceritanya lagi.
"Lalu siapa yang menemanimu?" tanyaku.
"Aku tidak ditemani siapa-siapa, aku hanya menunggu hyung pulang kalau hyung Kiseop gak datangg" dia tersenyum polos.
Apakah itu benar, apa dia tidak makan seharian demi menunggu Eli?

Eli dan seseorang datang untuk menjemput Dongho pulang.
"Kevin hyung, ini dia hyung Kiseop" Dongho menunjuk-nunjuk orang itu. Oh ini dia yang namanya Kiseop.
Aku hanya tersenyum dan menundukan kepalaku.
"Daaaaaahhh" Dongho melambaikan tangannya ke aku juga seisi anak dikelas itu.
"Dadadahhh Donghoo" ada beberapa anak juga yang membalas lambaian itu, entah untuk mengejeknya atau tulus. Dia pulang...

Muka Eli nampak sangat berantakan.
"Apa benar kau sering meninggalkannya dirumah sendirian?" tanyaku.
"Lalu kenapa? Itu urusanmu??" tampaknya dia lagi gak mood.
"Sepertinya besok dia akan datang lagi kesini" ucap Hoon, teman AJ.
"Tapi kira-kira dia mau belajar apaan ya? belajar 1+1 atau belajar membaca ya~" ejek AJ.
"Sudahlah gak usah dengarkan mereka, jawab pertanyaanku Eli" ucapku.
"Iya, terus kenapa? ha?!" dia tambah emosi.
"Lalu apa kau tahu dia sudah makan atau belum?" tanyaku lagi.
"Mau makan atau belum, itu bukan urusanku" jawabnya cuek.
"Bukankah dia adikmu?!?!"
"BUKAN, anak idiot itu bukan adikku, dan kau Kevin jangan pernah bertanya seperti itu lagi, aku gak suka?!" dia mulai kembali sibuk lagi dengan buku-bukunya dan aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

-Kiseop-
Aku berjalan pelan pulang setelah makan bersama Dongho, dan sekarang sudah jam 2 siang. Ya ampun aku harus meninggalkannya karena aku ada janji jam segini.
"Dongho bisakah kau kutinggal sebentar aja" tanyaku.
"Bisa" ucapnya.
"Aku tidak bisa mengantarmu pulang, kau tahu jalan pulangkan???" ucapku melihat jam tanganku terus.
"Aku tahu, dari sini belok kiri lalu ada telepon umun belok kanan lurusssssss terus" ucapnya, aku yakin anak ini bisa pulang.
"Baiklah, hati-hati ya" aku segera pergi meninggalkannya, semoga dia baik-baik saja.

-Dongho-
Aku berjalan sendirian, jalanan agak sepi tapi ditikungan telepon umum aku melihat segerombolan anak mengantri mengambil sesuatu.
"Aku satuuu yang merah muda" ucapnya.
Aku melihat apa yang diambil anak itu, sebuah gulali warna warni. Itu pasti lezatt...
"Aku mau satuu yang warna hijauu, paman" ucapku melihat kearah gulali-gulali yang sudah dimiliki anak-anak itu.
"Ya sayang sudah habis maaf ya" ucap paman itu.

Aku hanya bisa menatap gulali yang dipegang seorang anak.
"Apa lihat-lihat?!" seru anak itu.
"Kaukan punya banyak, aku boleh memintanya satuu?" tanyaku.
"Kau sudah besar, untuk apa gulali ini??" ucapnya.
"Tapi akukan mau"
Sungguh menyebalkan anak ini, aku merebut dan segera pergi.
"Huuaaaaaaaaaa" dia menangis, rasakan!

"Appa, dia merebut gulaliku" ucap anak itu lagi.
Tiba-tiba seorang paman datang dan merebut kembali gulali yang belum sempat kumakan itu.
"Dasar anak muda gak tahu diri, kau mau main-main ya" dia ingin memukulku, aku hanya bisa terdiam.
Tapi seorang datang, bagaikan seorang malaikat yang datang untuk menolongku dari paman ini...

-Kevin-
"Maafkan dia paman, aku mohon maaf atas kelakuannya yang tidak sopan" aku menunduk-nunduk mencoba membuat paman itu pergi.
"Baiklah, awas saja, jaga orang itu agar tidak berbuat onar lagi!!" akhirnya dia pergi.
"Kau tidak apa-apakan??" tanyaku ke Dongho yang sepertinya dia menangis.
"A-aku-aku hanya ingin gulali i-itu kok , aku tidak nakal"  terlihat Dongho sangat menyesal atas
perbuatannya itu.
"Hmmmm, jadi kau hanya ingin gulali??" tanyaku dan dia mengangguk pelan.

Mukanya lebih gembira dibandingkan tadi, dia memakan permen gulali itu dengan lahap dijalan.
"Hyung apa kau mau" dia menyodoriku gulali satunya.
"Anii" aku menolaknya pelan.
"Baguslah aku mau memberikan ini untuk Hyung Eli saja ya?"
"Iya boleh kok" aku tersenyum menatapnya.

Aku mengantarnya pulang.
"Hyung bisa gak pulang" ucap Dongho membuatku aneh?
"Kenapa begitu, kamu gak suka aku disini??" tanyaku merasa aneh.
"Bukannya gitu sih Hyung, cuman aku ingin membuat sesuatu untuk Hyung Eli, hari inikan ulangtahunnya, terus kalau ada Hyung nanti bilang-bilang hyung Eli gimana, hyung'kan temannya" jelasnya panjang

sembari mendorong-dorongku keluar.
"Hmmm, iya-iya tapi kamu mau buat apa??" tanyaku lagi.
"Itu rahasiaaa, sttt" aku tidak dapat melakukan apa-apa, aku skak lagi!
Sebenarnya apa yang mau dibuatnya?? Dia masih ingat ulangtahun Eli, aku saja temannya lupa ?

-Dongho-
Iya!! aku ingat hari ini 13 Maret, dan Hyung Eli ulangtahun! biasanya sih eomma masak-masak , tapi kan eomma belum pulang, jadi aku aja deh...
Aku mengintip kamar Hyung Eli, dia tidurr, kayaknya pules banget, hihihi aku mau buat kejutannn.
Aku menuju kesuatu tempat dimana biasanya Hyung membuat makanan, aku juga ingin membuatkannya makanan hasilku sendiri.! Aku hanya bisa meniru apa saja yang dilakukan hyung, memutar tombolnya dan memasukan sayuran dan makanannya dipiring besar ituuuu...
Semoga dia senang ya....

Oh iya aku hampir lupa untuk membuat kartu ucapan untuknya juga, aku berjalan meninggalkan tempat itu setelah memasukan bahan makanan ke piring besarnya. Tapi aku mau belajar menulis lagi dulu dengan Kiseop Hyung!!

"Hyunggg" panggilku didepan rumah hyung Kiseop.
"Iya sebentar ya" ternyata hyung Soohyun yang membuka pintu.
"Hyung Kiseop ada?" tanyaku.
"Kiseop, dia belum pulang, Dongho mau apa cari dia masuk aja dulu" ucapnya.
"Enggak kok, aku cuman mau meminta sesuatu" aku malu kalao harus bilang ke Hyung Soohyun, aku tidak terlalu dekat dengannya.
"Ya sudah sama aku aja, gimana? Kiseop lama loh" ucapnya.
"Ah? iyakah, hmmm ya udah sama hyung aja ya" aku mengeluarkan sebuah pen dan kertas.
"Untuk apa ini??" tanyanya.
"Hyung bisakan nulisin Selamat Ulangtahun?" pintaku.
"Kenapa gak kamu aja, sepertinya itu untuk orang spesial?" ucapnya lagi.
"Untuk Hyung Eli" jawabku.
"Bagaimana kalau kamu aja yang nulis?" tawarnya.
"Tapi hyung, aku gak bisa nulis hyung Eli gak pernah ajarin aku" aku tertunduk.
"Ya sudah cuman 3 kalimat itu pasti mudah" dia menarikku masuk kerumahnya.

-Kiseop-
Aku pulang dan melihat Dongho ada dirumahku, sepertinya ada hal yang penting sekali sampai dia datang kerumahku. Tapi kenapa dia malah asik sama Soohyun??
"Ngapain kalian???" tanyaku.
"Ini loh, Dongho mau buat kartu ucapan selamat ulangtahun buat hyungnya dan aku lagi ngajarin dia" jelas Soohyun.
"Oh gitu terus bisa gak ??" tanyaku lagi melihat Dongho masih sibuk nulis.
"Dia hanya kurang percaya diri" jawab Soohyun.

Aku menghampirinya dan dia malah kaget.
"Aku gak bisa" dia menangis pelan.
"Sudahlah sini aku bantu" aku membantunya menulis dan akhirnya jadi juga.
"Sudah hampir 2jam dia disini tapi dia tidak bisa juga" ucap Soohyun.
"Sekarang bisakann!!~ haha" aku mengelus-ngelus kepala Dongho.
"Gomawo Hyung, kalian baik sekali" dengan polosnya dia memelukku dan Soohyun.

Dikeheningan yang damai itu terdengar suara aneh.
"KEBAKARANNNN" seru suara yang sangat dekat membuat aku dan Soohyun segera melihatnya.
"Rumah itukan" ucapku melihat yang terbakar itu gak asik karena hanya berbeda beberapa rumah dariku.
"Ada apa sih?!" tanya Dongho.
"Rumahmu kebakarann Dongho!!" seru Soohyun.
"Api!" ucapnya.
"Iya api untung saja kamu disini" ucapku lega.
"Hyung, hyung tidur dikamarnya" ucapnya.
"Ha??" semua orang dibuatnya panik.
"Aku harus tolong hyung" Dongho langsung berlarian cepat masuk rumahnya.
"Dongho jangan!!!!"

-Eli-
Aku mulai terbangun dari tidurku, kenapa suasananya jadi panas begini dan bau apa ini?? Aku segera bangun. A-apii? k-kenapa bisa begini?
Aku mencoba keluar melewati api yang sudah ada dimana-mana, kenapa begini?! ini pasti kerjaan Dongho lagi, anak idiot itu keterlaluan!!!!!
"Hyungg" seseorang memanggilku dari jarak yang dekat dengan nada yang aneh. Apa Dongho masih didalam??? Aku mencari-cari asal suara itu dan menemukannya.
Terlihat Dongho sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang setengah terbakar, kurasa karena terkena potongan kayu yang terbakar.

Ayolah aku untuk apalagi disini, aku harus menyelamatkan diriku sendiri tapi bagaimana dengan Dongho? Haruskah aku pergi dan berpura-pura tidak melihatnya, ini kesempatanmu Eli, bukankah selama ini aku tidak menginginkanya? Dia sudah membuatku sangat malu, dan karena dia eomma kecelakaan dan meninggal. Harusnya dia mendapatkan hal yang sama yang dirasakan eomma!

Aku meninggalkannya ....
Apakah keputusanku itu benar?
"Uhukk uhukkk" aku keluar dengan selamat walaupun paru-paruku rasanya berkerut mencari oksigen. Diberikannya aku tabung oksigen dari seorang dari pemadam kebakaran. Aku bisa bernapas lega saat ini...

"Eli kau tak apa??" tanya Kiseop yang datang.
"Aku.... aku gpp" aku masih terengah-engah dibalik tabung oksigen yang masih kuhirup itu.
"Apa kau tidak melihat Dongho didalam sana??" ucapnya panik.
"Hmmm, aku tidak melihat siapa-siapa, pandanganku buram, masih untung aku keluar dengan selamat" aku berbohong.
"Semoga anak itu selamat" Kiseop menggeleng-gelengkan kepalanya dan berdoa.
"Satu korbann!!!" seru seorang yang masuk untuk mencari Dongho.
"Bagaimana???" mereka mulai panik dan mencoba memberikan oksigen untuk Dongho, mukanya sudah hitam kena asap. Nampaknya dia tidak bisa selamat...
Dan....
"Dia tidak sselamatt" orang itu menggelengkan kepalanya.

Benarkahh? anak itu tidak selamat, sungguh hal yang sangat bagus bukan.
Aku hanya tersenyum tipis.
"Anak itu sungguh malang" Soohyun tidak tahan untuk menangis.
"Anak sebaik itu harus cepat bertemu dengan Tuhan" ucap Kiseop lagi.
"Semoga dia bahagia disana, dan ini..." Kiseop memberikanku sesuatu.
"Dia menjatuhkan kartu itu saat dia hendak menolongmu" ucap Kiseop.
"Apa dia hendak menolongku? anak idiot itu hendak menolongku?" ucapku kaget.
"Cukup memanggilnya anak idiot, lebih baik kau baca kartu itu"

Dan akupun membuka kartu yang sudah lusuh karena terinjak-injak.
"SELAMAT ULANGTAHUN HYUNG"
Terlihat hanya 3 kalimat dengan tulisan cacing tapi sepertinya didalamnya begitu banyak makna. Kalimat yang tulus keluar dari seorang Dongho.

Sebetulnya aku yang idiot!!! aku tidak bisa membimbingmu, justru menjerumuskan kamu !!
"Dongho maafkan akuu" ucapku tak tahan menangis.
"Dongho bangun, kalau kau bangun aku janji aku akan memberikanmu boneka yang baru atau kau mau sebuah es krim?" aku mengoyang-goyangkan tubuhnya itu. Tapi dia sama sekali tidak ada respon.
"Aku memang hyung yang jahat Dongho"

-Dongho-
Beberapa setelah hari kematianku, aku baru sadar kalau aku sudah meninggal. Dan, aku baik-baik saja disini. Bahkan Hyung, aku telah menjadi normal disini. Aku mengerti apa yang terjadi denganmu dan aku mengerti ... Mungkin kau sangat malu, aku juga tidak mau begitu, tapi takdir yang membuatku seperti itu. Dan harusnya kau gak boleh bohong!! Kau bilang eomma itu sedang pergi jauh, tapi setidaknya sekarang aku bisa melihat eomma lagi~ Terimakasih telah menjadi hyungku, semoga dikehidupan yang akan mendatang kau bisa menjadi hyungku lagi dan aku akan berusaha menjadi yang lebih baik daripada hari ini.....

THE END

No comments:

Post a Comment